Cacing Strongyloides Stercoralis

Cacing Strongyloides Stercoralis. The rhabditid nematode (roundworm) Strongyloides stercoralis is the major causative agent of strongyloidiasis in humans Rarer humaninfecting species of Strongyloides are the zoonotic S fuelleborni ( fülleborni) subsp fuelleborni and S fuelleborni subsp kellyi for which the only currently known host is humans.

Strongyloides stercoralis is a human pathogenic parasitic roundworm causing the disease strongyloidiasis Its common name in the US is threadworm In the UK and Australia however the term threadworm can also refer to nematodes of the genus Enterobius otherwise known as pinworms The Strongyloides stercoralis nematode can Class Order Kingdom Phylum.

Strongyloides stercoralis Wikipedia

Causal AgentsLife CycleHostsGeographic DistributionThe rhabditid nematode (roundworm) Strongyloides stercoralis is the major causative agent of strongyloidiasis in humans Rarer humaninfecting species of Strongyloides are the zoonotic S fuelleborni (fülleborni) subsp fuelleborni and S fuelleborni subspkellyi for which the only currently known host is humans Strongyloides spp are sometimes called “threadworms” (although in some countries this common name refers to Enterobius vermicularis) Other animalassociated Strongyloides spp including S myopotami (nutria) S procyonis (raccoons) and possibly others may produce mild shortlived cutaneous infections in human hosts (larva currens “nutria itch”) but do not cause true strongyloidiasis Strongyloides stercoralis Parasitic cycle Filariform larvae in contaminated soil penetrate human skin when skin contacts soil and migrate to the small intestine It has been thought that the L3 larvae migrate via the bloodstream and lymphatics to the lungs where they are eventually coughed up and swallowed However L3 larvae appear capable of migrating to the intestine via alternate routes (eg through abdominal viscera or connective tissue) In the small intestine the larvae molt twice and become adult female worms The females live embedded in the submucosa of the small intestine and produce eggs via parthenogenesis (parasitic males do not exist) which yield rhabditiform larvae The rhabditiform larvae can either be passed in the stool (see “Freeliving cycle” above) or can cause autoinfection Rhabditiform larvae in the gut become infective filariform larvae that can penetrate either the intestinal mucosa or the skin of the perianal area resulting in autoinfection Strongyloides spp are generally hostspecific and S stercoralis is primarily a human parasite However patent infections with parasitic females have been detected in other primates (chimpanzees monkeys etc) and domestic dogs Two genetic populations have been found in domestic dogs one that appears to only infect dogs and one that may infect both dogs and humans all human infections have been attributed to this second genetic population Domestic cats are experimentally susceptible to S stercoralis infections although it is unknown if they have a role as a natural reservoir Strongyloides fuelleborni subsp fuelleborni is a parasite of Old World apes and monkeys The only identified host of S fuelleborni subsp kellyi is humans Strongyloides stercoralis is broadly distributed in tropical and subtropical areas across the globe Transmission has been reported during summer months in temperate areas Infections are most common in areas with poor sanitation rural and remote communities institutional settings and among socially marginalized groups S fuelleborni subsp fuelleborni occurs in nonhuman primates throughout the Old World The vast majority of human infections are reported from subSaharan Africa Sporadic cases have been reported from Southeast Asia S fuelleborni subsp kellyi is found in Papua New Guinea and has not been reported elsewhere thus far.

CDC DPDx Strongyloidiasis

Taksonomi Strongyloides stercoralisPengertian Strongyloides stercoralisSiklus Hidup Strongyloides stercoralisMorfologi Strongyloides stercoralisGejala Klinis StrongyloidiasisCara Diagnosis Infeksi Strongyloides stercoralisPencegahan Dan Pengobatan Infeksi Strongyloides stercoralisEpidemiologi Strongyloides stercoralisKingdom AnimaliaFilum NematodaKelas  SecernenteaOrdo Rhabditida Strongyloides stercoralisadalah nematoda usus atau cacing usus yang dapat menyebabkan penyakit Strongyloidiasis Cacing ini penyebarannya sangat luas (kosmopolit) tetapi tingkat insidensinya rendah Cacing ini juga disebut dengan Thread worm atau cacing benang Cacing ini mempunyai sifa partenogenesis yaitu cacing betina hanya dibuahi 1 kali dan selanjutnya dapat menghasilkan telur untuk seterusnya Manusia merupakan hospes utama dari Strongyloides stercoralis Cacing betina dewasa parasiter menembus mukosa vili intestinal dan membuat saluransaluran didalam mukosa terutama didaerah duodenum dan jejunum bagian atas untuk meletakkan telurtelurnya Telur akan menetas menjadi larva rhaditiform yang keluar dari mukosa dan masuk ke lumen usus Kemudian dari sini ada beberapa jalan bagi larva rhabditiform 1 Larva rhabditiform keluar bersama tinja setelah 12 – 24 jam menjadi larva filariform yang bertahan bermingguminggu ditanah Jika menemukan hospes maka akan menembus kulit → ikut aliran darah ke jantung → paruparu → bronkus → melalui tractus ke atas sampai epiglotis → turun ke bawah melalui esophagus → ke intestinum tenue dan tumbuh sampai dewasa Jika tidak menemukan hospes maka larva filariform akan berkembang ditanah menjadi cacing dewasa yang hidup bebas → cacing betina bertelur → menetas menjadi larva rhabditiform → larva filariform → menjadi infeksius atau hidup bebas Ciriciri larva rhabditiform Strongyloides stercoralis  1 panjang ± 225 μm 2 cavum bucalis pendek lebar dan terbuka 3 esophagus 1/3 dari panjang tubuh 4 mempunyai 2 bulbus esophagus 5 ujung posterior runcing Ciriciri larva filariform Strongyloides stercoralis  1 panjang ± 700 μm 2 cavum bucalis tertutup 3 esophagus 1/2 dari panjang tubuh 4 tidak mempunyai bulbus esophagus 5 ujung posterior tumpul dan bertakik Ciriciri cacing dewasa Strongyloides stercoralis  Cacing betina parasiter 1 ukuran panjang 22 mm dan lebar 004 mm 2 tidak berwarna dan semi transparan 3 dengan kutikula halus dan berstirae halus 4 cavum bucalis pendek dengan esophagus panjang silindris 5 sapasang uterus mengandung satu rangkaian telur yang sudah bersegmen Cacing betina hidup bebas 1 ukuran panjang 1 mm dan lebar 005 – 007 mm 2 esophagus 1/3 anterior 3 sepasang uterus mengandung satu rangkaian telur yang sudah bersegmen Cacing jantan hidup bebas 1 ukuran panjang 07 mm da Gejala klinis dari strongyloidiasis dapat dibedakan menjadi 3 fase yaitu 1 Invasi larva filariform pada kulit terutama pada kaki menimbulkan gejala eritemia vesicula dengan rasa gatal dan sedikit sakit Pada orang yang sensitif dapat menimbulkan urticaria serta dapat berupa creeping eruption 2 Migrasi larva pada paruparu dapat menyebabkan pneumonitis atau lobular pneumonia 3 Cacing dewasa betina dapat membuat saluransaluran di mukosa intestinum tenue sehingga dapat menyebabkan infeksi catarrhal pada mukosa dan reaksi karena intoxicasi Gejala yang timbul dapat berupa sakit perut terutama pada waktu lapar (hunger pain) diare dengan darah dan lendir berselangseling dengan konstipasi Diagnosis ditegakkan dengan menemukan larva rhabditiform atau larva filariform pada pemeriksaan tinja atau aspirasi duodenum Pencegahan 1 Selalu menggunakan alat kaki saat keluar rumah 2 Hindari kontak kaki secara langsung dengan tanah 3 Tidak buang air besar sembarangan Insidensi infeksi sejajar dengan infeksi cacing tambang tetapi dengan angka yang lebih rendah Keadaan tanah iklim sanitasi dan kebiasaan tanpa alas kaki merupakan faktor terjadinya infeksi cacing ini Referensi Craig CF et al 1970 Craig and Faust’s Clinical Parasitology Michigan  Lea & Febiger CDC Strongyloides http//wwwcdcgov/parasites/strongyloides/.